Si Hitam Penyerang Turki
Pada 28 Juni 2016 di Bandara Atatürk,
Istanbul, Turki, terjadi sebuah serangan teroris yang terdiri dari penembakan
dan bom bunuh diri. Para teroris yang tiba di tempat kejadian sudah dilengkapi
dengan senjata otomatis dan sabuk peledak. Mereka menggelar serangan simultan
di bagian Terminal Internasional dari Terminal 2.
Keadaan ini bermula dengan masuknya
seorang pria dengan jaket hitam ke dalam bandara yang kemudian tiba-tiba
terjatuh dan tampak menjatuhkan sebuah benda. Menurut laporan saksi, pria
tersebut sudah ditembaki polisi hingga kesakitan. Tak lama setelah itu, para
pengunjung bandara berhamburan keluar dari area bandara. Lalu meledaklah bom
tersebut.
Korban tewas dalam serangan
Istanbul sudah mencapai puluhan orang dan melukai lebih dari seratus orang
lainnya, dan seorang saksi mata menggambarkan bahwa si penyerang mengenakan
baju hitam.
Paul Roos sang saksi mata mengatakan kepada kantor berita Associated Press
bahwa ia bersiap terbang pulang ke Afrika Selatan ketika penyerang beraksi. "Ada seorang lelaki berkeliaran membawa
senjata, ia mengenakan pakaian hitam." Katanya.
Kejadian ini merupakan serangan
keempat yang didapat Istanbul dalam beberapa bulan terkhir. Mengingat sudah terjadi 3 penyerangan sebelumnya di Turki. Berbagai pemboman di Turki belakangan ini
dikaitkan dengan ISIS atau separatis Kurdi. Bandara Ataturk sendiri sudah lama
dipandang sebagai sasaran yang rentan. Ada pemindai sinar X di pintu masuk ke
terminal tapi pemeriksaan keamanan atas mobil-mobil yang masuk masih sangat
lemah.
Kejadian
ini jelas menunjukkan betapa kurang ketatnya penjagaan di bandara Ataturk saat
itu. Orang-orang berpakaian “hitam” yang membawa senjata tidak terdeteksi sama
sekali. Dalang dari penyerangan ini diduga adalah militan kurdi, mereka adalah
kelompok yang menamakan diri sebagai Negara Islam atau ISIS.
Peristiwa ini merupakan bentuk teror yang berulang
kali dilakukan militan kurdi untuk mengguncang stabilitas yang turki alami
beberapa waktu kebelakang. Militan kurdi pun bekerja sama dengan ISIS yang
notabenenya merupakan musuh pemerintah Turki dalam perang di Suriah untuk
menurunkan Bashar Al – Asaad dari jabatannya sebagai presiden Suriah. Militan
kurdi sendiri memang terus menerus melakukan teror – teror sedari dahulu karena
mereka menginginkan kemerdekaan dari Turki, namun selalu buntu. Kejahatan yang
dilakukan ini sudah tak dapat lagi ditolerir karena sudah terlalu banyak nyawa
warga Turki yang terbuang sia – sia. Terorisme telah menghancurkan industri
pariwisata Turki, sektor yang sumbangannya sangat besar bagi perekonomian
negara itu.
Semestinya, Turki lebih meningkatkan dan memperketat keamanan
negaranya agar tidak ada lagi serangan seperti ini. Dengan pemeriksaan dan
pengamanan yang lebih ketat, tidak akan ada lagi si hitam selanjutnya yang akan
menyerang negara turki.
Sumber :
1.
Keterangan Paul Rose
2.
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/06/160629_dunia_istanbul_penyerang_berbaju_hitam
3.
http://internasional.kompas.com/read/2016/06/30/18074051/turki.rilis.rekaman.cctv.detil.serangan.bandara.istanbul
4.
http://international.sindonews.com/read/1120512/43/saksi-bom-istanbul-pelaku-berpakaian-hitam-menembak-acak-1467159716
5.
http://www.tren.co.id/17723/tiga-penyerang-melepaskan-tembakan-istanbul-turki.html
6.
http://www.topiktrend.com/2016/06/29/pelaku-serangan-istanbul-kenakan-baju-hitam/
Komentar
Posting Komentar