Pelayaran Kapal Karam

Kenangan
Hitam, putih, terbakar
Bak semua kaset foto itu
Kenangan kita sudah tak dapat di cetak lagi
Tak lagi dapat diraba dalam rupa wajah semu

Kawan
Sudahkah kau tautkan kapal itu pada sebuah dermaga
Diantara perjalanan kita yang panjang
Dan perpisahan kita di laut lepas
Sudahkah karam itu mengguncangmu?

Entah apa yang salah
Tergantikan
Benarkah begitu nyatanya?
Kau memiliki awak baru yang serupa denganmu
Senyummu yang renyah mengembang bersama candaannya
Kapal itu, yang kupercaya sebagai kapal kita
Apakah aku rela saat orang lain mengendalikannya bersamamu?

Tidak, bukan itu
Aku takkan tergantikan
Benar bukan?
Takkan ada yang lebih egois dari yang pernah kau kenal
Tak ada teman berlari tiap minggu pagi yang merusak tidur damaimu
Selain aku
Benar bukan?

Maaf
Percayalah sesalku sangat dalam pada kata itu
Maaf telah memaksamu menautkan tali tali kapal rapuh itu
Kini aku menyesal dalam diam
Aku takut kau terlalu lama berlabuh
Hingga kau lupa pelayaranmu yang masih panjang

Kawan, berlayarlah
Jangan biarkan pedagang emas memberhentikanmu di dermaga itu
Bawa anganmu ke tempat tujuan
Dengan mimpi-mimpi yang ada di balik saku jaketmu
Dengan Kapal kita
Dengan awakmu yang baru

Berlayarlah kawanku

Sial, karang itu berteriak lagi
Apakah aku masih kawanmu?

Serpong, 20 Oktober 2016
Berkabung dalam rindu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antidote of Happiness

Lakon

Perbedaan Sejarah, Mitos, Legenda, dan Sastra