Artikel Sejarah : Psikhe, Snow White dalam Mitologi Yunani
Mitologi Yunani banyak mengandung kisah percintaan yang menarik dan sangat mengispirasi. Menurut saya, Grimm bersaudara telah terinspirasi dari salah satu kisah percintaan dalam mitologi Yunani saat mengarang kisah Snow White. Meski terdapat beberapa perbedaan dalam masing-masing kisah. Kisah Snow White mirip dengan kisah percintaan Eros dengan si cantik Psikhe.
Di suatu kerajaan ada seorang raja yang
memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama Psikhe. Psikhe ini sangat
cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah
Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi kecantikan.
Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua
perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit
lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat
Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa
melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang
mencari Psikhe.
Tetapi ketika Cupid melihat Psikhe, dia
malah terpesona sampai tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri dengan anak
panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi melakukan
perintah Afrodit.
Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus
memantau Psikhe menyadari adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga
jatuh cinta pada siapapun? Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk
Psikhe sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang
pun yang datang melamar Psikhe sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah.
Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke orakel untuk meminta nasehat.
Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe
tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus
menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di sebuah gunung.
Psikhe dan Orangtuanya bersedih, karena
menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah
perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya
untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh
takdir.
Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya.
Semua orang merasa sedih melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh
kecantikan fisiknya atau juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita
yang dicintai oleh masyarakat sekitarnya.
Psikhe berjalan menuju gunung yang
dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan diri. namun karena ia tidak
kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah
Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju
seuatu tempat.
Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe
melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai
ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu,
terdapat sebuah rumah indah yang nampak seperti istana.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang
mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan disana ada
banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe. Gadis
cantik itu sangat gembira mendengarnya.
Di malam hari, tempat itu sangat gelap dan
tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara seorang
laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.
"Apa ini monster yang dibilang
orakel?" pikir Psikhe ragu.
Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap
malam dengan berhubungan seksual bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud
suaminya karena memang suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar
suaminya menampakkan diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus
menolak dengan berkata, "Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga
kebahagiaan kita akan berakhir."
Lama-kelamaan Psikhe merindukan
keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari
Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya
jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan
harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.
Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut
mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah
monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh
Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster.
Malam itu, Psikhe benar-benar melakukan
yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah
belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun
menyalakan lentera.
Ketika cahaya lentera menyinari wajah
suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang selama ini bersamanya. tidak lain
adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun makin mencintai Cupid. Namun karena
kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja menumpahkan minyak dari lenteranya ke
badan Cupid.
Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat
perbuatan Psikhe itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan
Psikhe, yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya.
Lama Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid
tidak lagi datang. Psikhe pun meninggalkan istananya dan menemui
kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung
pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.
Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah
dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit
berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang
membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan
mereka di sana sampai mati.
Psikhe terus berjalan hingga ia memasuki
Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat banyak biji-bijian berceceran sehingga
kuil itu nampak berantakan. Sambil bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu
sehingga kuil itu tidak lagi berantakan.
Demeter melihat apa yang dilakukan Psikhe.
Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau pantas mendapatkan kebahagiaan wahai
gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka sebaiknya kau menemui Ibunya,
Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon maaf."
Psikhe sangat senang mendapat perhatian
dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih
kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu meminta maaf kepada Afrodit. Namun
sang dewi berkata bahwa untuk menebus dosanya, ia harus berhasil melakukan
tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.
Sebagai tugas pertama, Afrodit telah
menyiapkan setumpuk tinggi biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji.
Psikhe ditugaskan untuk memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang
berbeda sebelum malam berakhir.
Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas
yang mustahil itu. Tapi tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut
membantu Psikhe. Dengan bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya
berhasil ia selesaikan sebelum pagi.
Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe
menjadi sangat kesal. Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari
domba-domba emas yang merumput di pinggir sungai.
Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia
dihentikan oleh sekelompok nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis
cantik! kamu jangan mendekati domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu
kamu lakukan hanyalah menunggu hingga siang hari ketika matahari bersinar
terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon itu."
Psikhe mengerti apa yang harus ia lakukan.
ia berterima kasih kepada para nimfa dan pergi mengamati para domba emas.
Ketika domba-domba itu selesai berteduh.
Wol emas mereka tersangkut di batang pohon dan semak-semak tempat mereka
berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol itu dari sana.
Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula
tugas yang diberikan oleh Afrodit. Psikhe harus mengambil air mematikan dari
sungai Stix. Dia mengira kali ini dia akan mati, namun tiba-tiba datang seekor
elang kiriman Zeus yang mengambilkan air itu untuknya.
Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas
terakhir Afrodit berkata, "Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia
menjadi tidak penurut lagi. Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku
pun berkurang. Sekarang kamu harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan
mintakan kepadanya sedikit kecantikannya."
Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia
bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia
lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di
menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara
melaksanakan tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya
masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang menara.
Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah.
Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka
berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh
para arwah disana.
Ketika sampai di istana Hades, Psikhe
melakukan tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai
petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua
makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan roti.
Persefone mengambil sebuah kotak dan
memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan
hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan
membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.
Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran.
Dia ingin mendapatkan sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir
tentu nanti Cupid akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan
peringatan dari sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya,
kutukan tidur langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Sementara luka pada bahu Cupid telah sembuh
dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat merindukan
istrinya itu.
Cupid mencari Psikhe dan menemukannya
sedang tertidur dalam kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya
lagi ke dalam kotak. Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari
seorang dewa, Psikhe akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia
melihat suaminya. Cupid lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe
dijadikan abadi. Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus.
Begitu sampai di Olimpus, Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia, dan
menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan.
Cupid and Psikhe menikah dan memiliki anak
bernama Hedone ("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe
bahkan dia ikut menari dalam pesta pernikahan mereka
-
Begitulah kisah percintaan Cupid dengan Psikhe. Romantis bukan?
Mitologi Yunani banyak mengundang misteri dan percintaan yang menarik untuk ditelusuri. Semoga kisah ini dapat bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar