Saya, H.O.S. Tjokroaminoto

Aku adalah H.O.S. Tjokroaminoto.
Aku baru saja menikah dengan Suharsikin, wanita yang sangat baik tutur katanya. Kini, kami sedang dilanda kebingungan. Ayah mertuaku terus memaksaku untuk masuk birokrasi. Kian hari, aku kian pusing menanggapi ayah mertua. Kami kini sering bertengkar karena perbedaan pendapat. Hingga suatu hari, aku memtuskan untuk hengkang dari rumah Suharsikin.
Selepas pergi, aku menyusuri jalan-jalan di pinggir kota. Miris, aku menemukan banyak anak-anak muda yang buta huruf dan tak mampu membaca. Aku harus mengajarkan mereka baca tulis dan menanamkan nilai-nilai agama. Aku pun harus mendirikan sekolah dan mengajar di sana. Pendidikan adalah hal penting yang harus didapatkan oleh seluruh masyarakat. Sembari mengajar, aku ternyata menemukan ketertarikanku terhadap sarekat dagang. Tapi menurutku, sarekat dagang ini perlu sebuah inovasi. Maka, dengan pemikiran-pemikiran revolusionerku, aku akan mengubah  sarekat dagang islam ini menjadi Sarekat Islam. Hal ini bertujuan untuk memperluas cakupan sarekat islam melalui segala aspek.
Kini aku sudah menjadi ketua Sarekat Islam, aku harus memikirkan kelangsungan hidup organisasi ini. Baiklah, mungkin aku harus memulainya dengan ber islah dengan Suharsikin dan keluarganya, memperbaiki kehidupan kami dan terus berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Lalu setelah itu?
Pertama, aku akan membangun sekolah-sekolah serta pesantren dan tempat mengaji di seluruh pelosok negeri. Aku ingin mencerdaskan generasi muda dan melatih pemikirannya menjadi lebih terarah dan selaras dengan agama. Aku juga akan memberikan pemahaman-pemahaman objektif dari segala sudut pandang dalam mengajar. Aku ingin mewujudkan suatu negeri yang kelak ketika merdeka, akan menjadi negeri yang kuat secara intelektual.
Selain itu, aku ingin menulis berbagai buku untuk menyuarakan pemikiran-pemikiranku yang kelak akan menjadi sebuah pelajaran bagi generasi mendatang. Karena aku tahu aku tak akan abadi, maka aku butuh menulis agar anak cucuku kelak dapat mendengar suara perjuangan kakek buyutnya.
Selanjutnya, Sarekat Islam harus diperluas. Agar siapapun yang ingin menyuarakan pemikiran serta ingin memajukan bangsa dapat ikut berkontribusi di dalamnya. Aku juga ingin memberikan bantuan kemasyarakatan pada masyarakat yang sedang mengalami kelaparan. Aku ingin memajukan negeri ini mulai dari hal kecil yang ternyata penting.
Belanda kini makin ada-ada saja, tak mau mereka balik ke negeri asalnya. Mereka terus menghisap ibu pertiwi bak lintah kali. Aku harus melawannya. Tentu, melawannya dalam perang intelektual. Aku akan memperjuangkan negeri ini, aku akan merebut kemerdekaan yang mereka sembunyikan.
Terakhir, aku akan terus mendidik murid-muridku, khususnya murid-murid kesayanganku. Aku berharap, mereka kelak akan menjadi orang hebat, pemimpin bangsa, dan panglima penjaga kesatuan negara. Ya, aku akan terus mengajar. Menjadi guru bangsa, hingga akhir hayatku.
Karena “Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi manusia lain”.
x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antidote of Happiness

Lakon

Perbedaan Sejarah, Mitos, Legenda, dan Sastra