Mir Damad, Pendamai Filsafat dan Agama


Agama dan filsafat memang tidak akan pernah bisa bertemu, namun keduanya mungkin bisa bersinggungan
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Tradisi keilmuan ini pun berlanjut pada masa dinasti Safawiyah. Dinasti yang tumbuh dengan pesat di tanah Persia ini telah memberikan sumbangan yang cukup besar dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan aspek yang sangat penting. Dinasti Safawiyah ternyata juga memperhatikan aspek tersebut. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya para ilmuwan-ilmuwan hebat pada masa itu. Salah satu ilmuwan yang berperan cukup penting dan berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Persia pada masa Dinasti Safawiyah adalah Mir Damad.




Mir Damad, atau Mir Burhan al-Din Muhammad Baqir Damad adalah salah seorang ilmuwan yang amat berjasa dalam dunia filsafat pada dinasti ini. Bahkan, di kalangan ilmuwan, Mir Damad sering disebut sebagai “Guru Ketiga” setelah aristoteles dan al-Farabi. Mir Damad juga dikenal sebagai Sayyid al-Afadil yang berarti Pangeran yang Terpelajar.
Ilmuwan besar ini lahir di Astrabad, namun kemudian berhijrah dan tinggal di Mishad, kota pusat pengajaran agama di Iran. Di kota inilah, ia melahap beragam pemikiran, termasuk mengkaji secara mendalam pemikiran Ibn Sina. Ketika menjelang dewasa, ia pun berkelana hingga Isfahan, ibukota Dinasti Safawiyah. Tak berhenti sampai di situ, Mir Damad melanjutkan perjalanannya ke Qazvin dan Kashan. Dalam perjalanannya inilah, Mir Damad mempelajari filsafat Yunani.  
Setelah mendapatkan banyak pemikiran dan pengethuan, Mir Damad menggabungkan pengetahuannya tersebut dengan filsafat Islam. Ia memasukkan aliran Neoplatonik dan mistisme Islam dalam filsafat Aristoteles. Sehubungan dengan mistisme, Mir Damad juga dikenal sebagai filosof gnostik, yaitu ahli filsafat yang sering mengasingkan diri. Dengan kemahirannya berfilsafat, Mir Damad selalu melontarkan argumen bahwa aktivitas pikiran akan membawa seseorang ke rangkaian perjalanan spiritual, yang kemudian bisa menyebabkan rasionalitas orang tersebut meningkat.
Mir Damad juga menulis karya-karya yang fenomenal. Salah satu karyanya yang melegenda ialah Al Qabasat. Karya ini berisi hal-hal mengenai pertanyaan mengenai penciptaan dunia dan keberadaan dunia sebagai sebuah tanda kekuasaan Tuhan. Sebenarnya, al-Qabasat adalah bentuk tanggapan Mir Damad atas pertanyaan beberapa muridnya tentang penciptaan. Mir Damad pun memberikan jawaban seperti yang tertulis dalam buku itu, bahwa apapun bentuk ciptaan berasal dari ketiadaan. Dengan demikian, semua wujud yang ada di alam semesta adalah ciptaan Tuhan, bukan terjadi dengan sendirinya. Mir Damad merinci dan menulis seluruh jawabannya hingga sepuluh bab, yang disebutnya sebagai qabas atau percikan api. Dalam buku itu, Mir damad juga memberikan argumen tentang kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan semua makhluk yang berada di alam semesta. Ia juga memaparkan bukti penciptaan tersebut sesuai yang tertulis dalam al-Qur’an, hadis, dan beberapa buku karya para imam. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa semua ciptaan yang ada di alam semesta akan kembali kepada Dzat Yang Maha Tinggi, yaitu Allah SWT. Mir Damad juga melontarkan konsep mengenai tingkatan waktu dan dunia. Ia mengembangkan konsep tersebut.
Bahkan dengan konsepsinya ini, banyak kalangan filsuf yang menyatakan bahwa Mir Damad telah berhasil menjembatani pemikiran antara teolog dan para filsuf. Dengan demikian, ia mampu mendamaikan antara hukum agama dan alasan yang berasal dari pendayagunaan akal. Pada zamannya, hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Karena pada masanya, telah lama terdapat benturan antara teolog dengan filsuf.
Mir Damad memang telah meninggal. Tetapi buah hasil pemikirannya telah mengubah presepsi dan pandangan banyak orang mengenai filsafat. Mir Damad telah memberikan sumbangan besar bukan hanya bagi peradaban Islam, tetapi juga pada dunia.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antidote of Happiness

Lakon

Perbedaan Sejarah, Mitos, Legenda, dan Sastra